15 November 2011

Perbedaan ? (CERPEN)


Krrriiiingg….. tiba-tiba alarm jam berbunyi. Karena hari sudah semakin sore,segeralah aku bangun dan bergegas untuk mandi. Setelah selesai semuanya,terdengarlah suara Mama memangilku untuk memberitahu kedatangan Kak Rangga di rumah.
“Atha.... ada Rangga tuh di depan“ suara Mama memanggilku.
“Iya Ma, sebentar” jawabku dengan kencang.
Lalu aku bergegas keluar kamar dan aku langsung menemui Rangga yang menunggu di ruang tamu.
 “Habis bangun tidur ya?” tanya Rangga keheranan.
“Hehehhe .. iya, habisnya aku  capek dan ngantuk” Jawabku dengan cekikikan.
“O.. Dasar Kebo, keluar yuk,aku pengin jalan-jalan,soalnya aku lagi bosen dirumah”jawabnya dengan nada sedikit malas.
“Ok, bentar ya sayang,aku ganti baju dulu.Sekalian pamit ke Mama” jawabku sambil pergi meninggalkan Rangga.
            Akupun bergegas pergi ke kamar untuk ganti baju, setelah itu aku langsung berpamitan dengan Mama. Akhirnya kami keluar.Pergi ke taman untuk santai dan menikmati indahnya sore hari. Saat itu,Rangga bertanya sesuatu kepadaku.
“ Tha,Minggu –minggu ini kamu kok sedih terus se?emangnya ada apa?“
Aku kaget dan sedikit gugup untuk menjawabnya  “enggak..aku ngerasa baik-baik aja.Emang kenapa sayang?“
“Iya, gak apa-apa,aku  Cuma ngerasa aneh aja sama sikap kamu,sedikit berubah.”
Sambil tertawa “Hahahaha ... sudahlah jangan terlalu dipikirkan,aku gak apa-apa kok,lagian kalau aku ada sesuatu pasti aku cerita ke kamu. Jalan-jalan yuk.. bosen di tempat ini terus. ”
Aku mengajak dia pergi. Kami berjalan berdua,bercanda tawa,dan menikmati suasana malam hari. Makan jagung bakar bersama di alun-alun,dan keliling kota Jogja pada malam hari. Sungguh indah pada waktu malam itu. Sampai-sampai aku tidak menyadari bila hari sudah terlarut malam. Aku meminta Rangga untuk mengantarkanku pulang. Akhirnya kami pulang, sesampai di gerbang rumah,seperti biasa dia langsung pergi meninggalkanku tanpa berpamitan denganku. Akupun langsung masuk rumah dan menuju ke kamar.
Keesokkan harinya,saat pulang sekolah.
“Tha ... ikut aku !!” sambil menarik tanganku menuju tempat parkir
“Haduhh ... pelan-pelan donk kalau jalan,emang mau kemana se? ”tanyaku dengan penasaran.
“Sudah deh ... kamu jangan banyak tanya, bikin aku emosi aja. ” jawabnya dengan nada keras.
Aku menghentikan langkahku “Kamu itu kenapa se?kok selalu bawaannya emosi, aku tuh punya salah apa ke kamu?sampai kamu bikin aku kayak gini?ngomong juga gitu,gak bisa biasa.. selalu emosi,dikit-dikit marah,dikit-dikit kasar.Emangnya aku punya salah apa ke kamu? ”
“Terus.. aku peduli? Seharusnya aku yang tanya gitu ke kamu.Kamu kenapa gak bisa nerima aku apa adanya? Kamu selalu komplen,kadang-kadang kamu juga menyindir aku gak jelas.
Akupun terkejut mendengar kata Kak Rangga “ Gak  bisa menerima kamu apa adanya?maksud kamu apa?
“sudahlah.Percuma aku jelasin panjang lebar ke kamu,pasti kamu juga gak bakal ngerti apa maksudku,dasar otak laron. ” pergi meninggalkanku sendiri.
            Aku hanya bisa terdiam,saat itu aku benar-benar tidak mengerti apa maksud dan inginnya. Aku merasa aku tak pantas menjadi kekasihnya,aku terlalu lemah untuk menghadapi masalah ini. Tapi,aku harus bisa bertahan meskipun hati ini tersakiti. Aku langsung bergegas pulang dan meninggalkan tempat itu. Aku tak tau apa yang harus aku lakukan. Aku terus menangis dan tetap menangis. Didalam kamar aku masih saja menangis,hingga akhirnya aku tertidur. Hari ini, tak ada SMS masuk  dari dia.
            Keesokan harinya aku bertemu dengan Kak Rangga. Dia tak mempedulikanku saat itu. Aku hanya diam saja. Entah apa yang ada di pikiran dia,akupun juga tak tau. Ingin ku temui tapi,aku tak berani. Tapi, ketika aku duduk di kursi kantin,dia menghampiriku.
“hey, nanti mau ikut aku gak?” tanya Rangga kepadaku.
Dengan singkatnya aku menjawab “kemana?”
“Jalan-jalanlah,mau ikut apa gak? ” jawabnya sewot.
“Ehm ... maaf , aku gak bisa,soalnya aku ada bimbel nanti sore”jawabku dengan nada lembut.
“Hash ... alasan aja kamu itu” kata Kak Rangga
“Aku gak bohong, aku se......... sebelum aku selesai bicara,dia sudah pergi tak menghiraukan omonganku. Aku hanya terdiam dan melihat jejak langkahnya.
            Kejadian itu selalu sering terjadi,aku gak tau,aku harus melakukan apa? Hati ini terus bertanya-tanya. Tak mengerti semua dengan kelakuaannya. SMS pun  juga seperti itu,tak ada perhantian yang spesial untukku. Tapi,aku heran, kenapa aku bisa mempertahankan dia untuk menjadi kekasihku. Padahal sifat kita berbeda. Perbedaan itu sangat jauh sekali .Tapi aku tetap bertahan. Hari ini juga,jam ini juga,tanggal ini juga aku masih tetap mempertahankan semuanya. Hari beganti hari, Kejadian itu masih sama. Tak ada yang berubah pada dirinya. Saat aku sedang bermain dengan temanku,tiba-tiba Handphoneku berdering. Ternyata SMS dari Kak Rangga.
KAMU DIMANA?
IKUT AKU BENTAR,AKU ADA URUSAN NIH?AKU TUNGGU KAMU DI DEPAN SEKOLAH.
Seperti biasa,dia menyuruhku untuk menjemputnya.Serasa seperti budak saja. Aku langsung pergi ke tempat yang ia bilang. Ternyata dia sudah menunggu dengan salah satu temannya. Dengan muka bad moodnya dia menghampiriku.
“Lama banget  jemputnya?habis kemana saja kamu? ”
Dengan nada pelan, aku menjawab “Habis dari ke rumah teman, main-main sama ngerjain tugas.
“minggir, ayo! Cepat.Aku lagi ada urusan penting.Kamu harus ikut. ”
“Emang mau kemana?kok selalu saja ada urusan. ”tanyaku keheranan.
“Sudahlah kamu nanti pasti tau sendiri, lagian ini masalahku bukan masalahmu,mengerti? ”
Aku langsung terdiam. Dia tak menghiraukanku, seakan-akan aku tak ada di belakang dia. Tiba di tempat tujuan dia langsung pergi mencari temannya. Aku menunggu lama di tempat itu. Setelah beberapa menit, dia datang menghampiriku.
“Ayo pulang !! ” ajaknya kepadaku.
“Kamu kenapa?kok kelihatnya suntuk gitu? Cerita donk kalau ada maslah, siapa tau aku bisa bantu. ”
“bukan urusanmu ! ”dia langsung menyalankan mesin motor,dan melaju sangat cepat.
            Sampailah kami di depan sekolah. Tiba- tiba sepedaku di biiarkan begitu saja.
Aku bingung dengan sikapnya.
“Kamu itu kenapa sayang? Ngomong donk,jangan kayak gitu. Bilang kalau kamu ada masalah.”
Dia hanya diam tak mendengarkan omonganku.
“Ehm.. ya sudahlah,terserah kamu aja,kalau kamu gak mau ngomong juga gak apa-apa aku gak maksa. Aku juga sudah capek sama sifatmu yang kayak gini terus ke aku. Maaf kalau aku punya salah ke kamu. ” aku pergi meninggalkan dia. Tapi, saat aku memulai langkahku,tiba-tiba dia ........... .... .........
“Ooo gitu yang namanya bisa menerima apa adanya? Meninggalkan begitu saja. ”
Akupun menghampirinya “ Maksud kamu apa? aku tadi sudah ngomong sama kamu. Tapi, responmu seperti itu. Apa yang kamu lakukan selalu sama. Aku capek kamu perlakukan seperti ini, aku juga punya perasaan Kak, aku juga manusia yang punya salah Kak. Aku gak sempurna kayak kamu,yang hebat dan pintar di mata orang. ”
“Tapi, kamu nggak bisa menerima aku apa adanyakan?kamu selalu komplain, kalau aku melakukan sesuatu aku ngerasa kamu gak ikhlas. ” tanyanya kepadaku.
Aku semakin tak mengerti maksud dari dia “apa yang membuatmu berfikir seperti itu? Kalau aku tidak bisa menerima kamu apa adanya,apa buktinya?aku kurang apa sama kamu?asalkan kamu tau,aku gag pernah kayak gitu,aku selalu nuruti apa kata kamu,mengalah sama kamu. Tapi,aku tetap saja salah di matamu. Aku capek Kak, aku capek. Kamu perlakukan kayak gini. Aku bukan budakmu yang bisa di suruh-suruh, aku pacarmu yang butuh perhatianmu. Lupakah kamu kalau kita sudah genap 1 tahun Kak.. Kapan hubungan kita gak seperti ini lagi? Selalu dan selalu kita mengalami ini, dan tidak sekali saja kamu kayak gini.Apa kamu tidak capek akan semua ini? Kita memang beda,perbedaan diantara kita memang sangatlah jauh.Tapi,apa salahnya kalau kita bisa melengkapi satu sama lain. Aku ingin kau mengerti perasaanku Kak. Sadar Kak .. Sadar,aku terluka karna sikapmu dan perilakumu terhadapku”
Aku meneteskan air mata,Dia hanya terdiam dan sedikit menundukkan kepalanya. Aku berharap dia mengerti akan semua yang dia lakukan. Tiba-tiba dia mendekatiku dan memeluk tubuhku dengan erat. Aku rasakan hangat tubuhnya, aku mengharapkan keadaan seperti ini. Aku benar-benar merasakannya. Merasakan kedamaian yang mendalam dari dirinya. Dan dia berbisik“aku sayang kamu. Maafkan kesalahanku bila aku seperti ini. ” Setelah itu, dia melepaskan pelukkannya dan menghapus air mataku dan mencium keningku. Saat itu, kedamaian yang aku rasakan. Dan berharap, semoga ini terjadi untuk selamanya dan takkan berakhir disini.
By : Primaniarta 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar